Datang dari Tangerang, 114 Perantau Solok Dikarantina di Padang

3037
Bus Gumarang Jaya yang Membawa Perantau asal Solok

TOPIKINI – Sebanyak 114 orang pemudik yang baru saja datang dari Tangerang Banten, jumat sore (17/04/2020) langsung dikarantina di kota Padang Sumatera Barat.

Ke-114 pemudik tersebut, merupakan para perantau yang hendak pulang ke kampung halamannya di kabupaten Solok.

Mereka dikarantina selama beberapa hari, karena baru datang dari daerah yang terinfeksi virus corona.

Dua dari empat bus yang membawa pemudik tersebut, tiba di lokasi karantina, di mes Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumatera Barat, di kawasan Indarung kota Padang, pukul 16.00 Wib.

Satu bus membawa lebih kurang tiga puluh orang penumpang. Diantara mereka juga terdapat beberapa orang anak anak dan balita.

Saat masuk ke dalam mes, barang bawaan para pemudik ini terlebih dahulu disemprot desinfektan. Selanjutnya, satu persatu mereka diperiksa suhu tubuh dan ditanyakan kondisi kesehatan mereka.

Karantina ke-114 orang pemudik ini, atas perintah pemda kabupaten Solok, yang tergabung dalam gugus tugas Covid19. Sebelumnya, pemudik ini direncanakan akan dikarantina di gedung sekolah di kabupaten Solok.

Namun karena fasilitas yang kurang memadai, pemda akhirnya meminjam fasilitas milik pemerintah provinsi Sumatera Barat.

Para pemudik akan dilakukan rapid tes dan juga pemeriksaan swap tenggorokan, untuk mengetahui mereka terjangkit Covid19 atau tidak. Selama dikarantina, pemda kabupaten Solok menanggung semua kebutuhan makan para pemudik.

“Mereka berangkat dari daerah terjangkit atau zona merah, karena berangkat ramai-ramai maka harus dilakukan karantina, tapi walaupun tidak ramai-ramai, nanti tetap akan disuruh isolasi mandiri. Ini tergantung kondisi nanti, kalua mereka baik-baik saja setelah diperiksa tim kesehatan, mungkin secepatnya bisa pulang, kalua ada gejala-gejala yang mencurigakan, akan ditangani secara medis,” ucap Yulfadri Nurdin, wakil bupati Solok.

Menurut salah seorang pemudik, mereka tak punya pilihan dan terpaksa memutuskan pulang kampung, lantaran tidak lagi memiliki uang untuk bertahan hidup. Pasalnya, aktifitas ekonomi lumpuh, sehingga mereka tak lagi memiliki penghasilan. Sementara pengeluaran sehari-hari, tetap saja seperti biasa.

“Saya kerja konveksi, hasilnya dioper ke Tanah Abang, sementara Tanah Abang sudah tutup, otomatis sudah taka da kerjaan berarti taka da masukan, sedangkan pengeluaran ada saja setiap hari. Kalau memang harus dikarantina dan ini yang terbaik, saya sih menerima,” kata Refido, salah seorang pemudik.

Pemda kabupaten Solok, rencananya akan memberlakukan karantina semacam ini, bagi siapa saja pemudik yang datang dari daerah terjangkit covid19.

Para pemudik yang akan memasuki wilayah kabupaten Solok, dicegat dan diperiksa di sejumlah titik perbatasan.(art)