Beranda Berita Kasihan, Nenek Penjual Telur Puyuh di Padang ini Salah Seorang Korban First...

Kasihan, Nenek Penjual Telur Puyuh di Padang ini Salah Seorang Korban First Travel

408

TOPIKINI.COM – Mimpi Martini Mukti Sulaiman (71) warga Komplek Parupuak Raya Blok G/5 Kelurahan Parupuk Tabing, Kota Padang, Sumatera Barat, untuk menginjakkan kaki di tanah Suci menjalankan ibadah Umroh, kandas oleh First Travel.

Pasalnya, sejak kasus dugaan penipuan terhadap puluhan ribu calon jemaah umrah yang dilakukan First Travel mencuat, Martini sama sekali belum mendapatkan kepastian apakah nantinya akan tetap diberangkatkan Umrah atau uang yang sudah ia setor sejak April 2016 lalu dikembalikan.

Saat diwawancara dirumah kediamannya, Rabu 23 Agustus 2017, Martini yang sehari-hari hanya berprofesi sebagai penjual telur puyuh mengaku, ia mendaftarkan diri sebagai salah satu calon jemaah Umrah menggunakan jasa biro perjalanan First Travel melalui seorang agen yang berada di Bukittinggi, agen tersebut diketahui bernama Mutia Manasari.

Pada tahun 2016 kata Martini, ia ditawari oleh seorang rekannya yang pernah berangkat umrah menggunakan jasa First Travel. Karena pada saat itu, layanan First Travel cukup baik, rekan Martini lantas menawarkan dan merekomendasikan kepada dirinya jika ingin berangkat umrah menggunakan jasa First Travel saja.

Awal tahun 2016, Martini kemudian menerima tawaran tersebut dan melakukan komunikasi kepada seorang agen yang berada di Bukittinggi. Setelah dijelaskan, Martini lantas mendaftarkan diri sebagai calon jemaah Umrah dan diwajibkan melengkapi sejumlah dokumen dan uang sebesar Rp 14.300.000. Uang tersebut disetor oleh Martini pada April 2016 dengan rincian, RP 14.300.000 disetor lewat rekening Bank Mandiri, 500 ribu disetor langsung ke Mutia Manasari, biaya Manasik Rp 100 ribu, koper Rp 250 ribu. Sementara untuk pembuatan paspor menggunakan biaya sendiri.

“Saya mendaftarkan diri ke agen First Travel yang berada di Bukitiinggi, berkat tawaran dari salah satu rekan yang pernah pergi umrah. Semua kelengkapan dokumen dan biaya Umrah sudah saya setor,”kata Martini, Rabu 23 Agustus 2017.

Pihak agen lanjut Martini, awalnya menjanjikan jika dirinya akan diberangkatkan umrah pada awal Januari 2017. Tapi malah diundur menjadi 12 Mei 2017. Bukannya diberangkatkan, si Agen pada 10 Mei 2017 lalu malah meminta Martini untuk kembali menyetor uang sebesar Rp 2,5 juta. Uang tersebut tak disetor oleh Martini, karena memang dirinya sudah tidak memiliki tabungan lagi.

Martini sempat menanyakan kepada agen First Travel tentang jadwal keberangkatan, namun hanya diminta untuk bersabar, karena masih dalam proses keberangkatan. Martini pun lantas bersabar dan menunggu, hingga mengetahui dari pemberitaan jika First Travel saat ini tengah tersandung masalah kasus dugaan penipuan.

Kini, Martini hanya bisa pasrah dan menunggu kepastian apakah uang yang sudah ia setor tersebut dapat dikembalikan oleh pihak First Travel. Karena, ia sangat berharap uang itu kembali dan dapat melaksanakan niat untuk ibadah Umrah ditanah Suci. “Butuh waktu lama bagi saya untuk mengumpulkan uang itu, bahkan sampai berhutang. Saya berharap uang saya dapat kembali, atau berangkatkan saya umrah,”imbuhnya.(Cepot)