Walikota Padang Pernah Nyaris Ditabrak Kereta Api

TOPIKINI.COM – Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menuturkan bahwa dirinya juga pernah nyaris ditabrak kereta api di persimpangan Tunggul Hitam, Padang, beberapa pekan lalu.

“Waktu itu saya bersama sopir saya, hendak berbelok ke Tunggul Hitam. Tiba-tiba terdengar suara klakson kereta api yang melengking. Jika tidak direm, pastilah kami sudah jadi korban,” tutut Mahyeldi.

Hal itu diceritakan Mahyeldi Ansharullah kepada pers, Rabu (1/11) di Balaikota Padang. Menurut Walikota, seharusnya klakson kereta api dibunyikan sepanjang perjalanan, sejak keluar dari stasiun, terutama ketika akan melewati perkampungan yang padat penduduknya.

“Jadi jangan sudah dekat perlintasan KA, baru klakson dibunyikan,” katanya. Peristiwa itu menyebabkan trauma mendalam bagi sopir Walikota Padang.

Cerita tentang kereta api ini mencuat untuk menanggapi peristiwa tabrakan kereta api dengan sebuah mobil Suzuki Karimun yang nyaris merenggut nyawa Kepala Sekolah SMA 7 Padang, di perlintasan kereta api tanpa palang pintu arah ke SMA 7 Padang, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Selasa kemarin.

Sebenarnya, menurut Mahyeldi, pihaknya sudah menyediakan anggaran sebesar Rp700 juta di APBD 2017 ini, namun sayangnya pihak PT KA belum mau memanfaatkannya untuk membuat portal, dengan alasan teknis.

“Dana sudah ada, besarnya Rp700 juta. Tapi PT KA belum mau memanfaatkan dana itu untuk membangunkan palang-palang pintu di perlintasan KA, dengan alasan legal teknis administratif.

“Saya rasa, dengan anggaran Rp700 juta, banyak palang pintu perlintasan KA dibikin di kota Padang, terutama di kawasan Padang Utara hingga Koto Tangah. Bahkan bisa juga untuk membayar honor petugas jaga perlintasan,” ujar Mahyeldi. (dio)