Terkait Padamnya Listrik Jawa Bali, Ketum Al Maun Minta Menteri ESDM dan BUMN Dicopot

Jakarta – Aliansi Masyarakat untuk Nawacita (Al Maun) meminta Presiden Joko Widodo untuk mencopot Ignatius Jonan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Rini Soemarno Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dicopot dari jabatannya. Desakan ini dilontarkan organisasi relawan Jokowi-Amin bentukan Partai Golkar ini terkait pemadaman PLN secara serentak Jawa dan Bali.

Hal ini disampaikan M. Rafik Perkasa Alamsyah Ketua Umum Al Maun saat diwawancarai, Rabu siang (07/08/2019) di Kantor Koalisi Nasional Relawan Muslim Indonesia (RMI) Jl. Slamet Riyadi 05 Matraman, Jakarta Timur.

“Kedua menteri ini layak dicopot dan diganti kepada Menteri yang lebih profesional, kapabel dan bertanggung jawab. Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan banyak persoalan, menangani PLN saja tidak mampu, apalagi di daerah-daerah yang vital seperti Jakarta dan sekitarnya,” tegas Rafik sapaan akrabnya.

Katanya masyarakat banyak mengalami kerugian dari sisi pelayanan, bisnis terganggu dan banyaknya kejadian-kejadian yang diluar dugaan. Menurut Rafik, ada yang meninggal di Bali karena rambu lalu lintas tidak berfungsi, ada kereta listrik yang mati ditengah jalan, bandara terganggu, banyak orang terjebak lift dan lain sebagainya.

“Kejadian ini sangat mencoreng nama baik Jokowi, bahkan pemadaman mendadak ini diberitakan dibanyak negara. Padahal alasannya tidak jelas dan tanpa pemberitahuan satu hari sebelumnya,” jelas Rafik yang juga Wakil Ketua DPP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini.

Menurut Rafik sang pengagas komunitas Golkar Mjda Bangkit ini, para menteri di ESDM dan BUMN bertanggung jawab, oleh karena itu sudah selayaknya mereka mundur atau Presiden Jokowi segera mengganti yang lebih baik. Katanya, saat ini Indonesia banyak stok orang-orang yang memiliki kapasitas dan kapablitas dan bertanggung jawab serta lebih baik dari Menteri ESDM dan Menteri BUMN saat ini.

“Bicara energi, merupakan hal vital dalam negara. Apabila terjadi apa-apa dengan PLN, negara bisa dalam bahaya. Kalau sebatas satu atau dua area Gardu PLN yang mati tidak masalah, namun kali ini sangat bahaya, se Jawa-Bali,” terang Rafik sambil merasa heran dengan kejadian ini.

(Syafrudin Budiman)