Politisi Muda Golkar Minta Ahok Lebih Santun dan Belajar Dari Pengalaman

M. Rafik Perkasa Alamsyah Ketua Umum DPP Al MaunFoto: istimewa

Jakarta – Politisi muda Partai Golkar M. Rafik Perkasa Alamsyah meminta Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama untuk bersikap santun dan belajar dari pengalaman kasus hukum yang menjeratnya. Ahok kata Ketua Umum Aliansi Masyarakat untuk Nawacita (Al Maun) juga harus belajar dari kekalahan di Pilkada DKI Jakarta, karena omongan-nya yang kontroversial.

“Kritik Ahok kepada Pertamina  seharusnya disampaikan secara santun dan prosedural. Sebagai seorang tokoh seharusnya statemen-statemem politik-nya itu sejuk dan positif,” ujar Rafik sapaan akrabnya, saat dihubungi Selasa (22/09/2020).

Menurutnya, PT. Pertamina jangan disalahkan terus dengan serampangan. Sebab katanya, bagaimanapun Pertamina punya sisi prestasi dan dedikasi yang baik.

“Contohnya dalam kondisi covid 19, PT. Pertamina mampu mempertahankan kinerja yang baik. Dimana menghapus PPN dan PPh kepada mitra pengusaha dan pengecer gas LPG, sehingga meringankan beban di tengah himpitan ekonomi dan tetap bisa dirasakan LPG murah,” jelas Rafik.

Lanjut Rafik, dalam perihal menangani kinerja di internal Pertamina, Ahok bisa melakukan komunikasi dan pendekatan secara personal dan humanis. Kata dia, manusia itu punya perasaan, jadi kalau  disentuh secara personal pasti akan ada kesadaran.

“Ahok lupa bangsa Indonesia itu adat budaya nusantara itu sangat halus dan santun, serta beradab dalam berdialektika dan komunikasi. Berbeda dengan bangsa asing lain mengedepankan akal dan logika,” katanya.

Tambahnya, Ahok sendiri punya kesalahan-kesalahan masa lalu, jadi jangan merasa baik juga. Dalam sikap politik saja tidak konsisten berpindah-pidah partai.

“Mulai dari PPIB, terus ke Partai Golkar, selanjutnya loncat lagi ke Partai Gerindra dan sekarang PDI Perjuangan,” ungkap Rafik.

Kata Wakil Ketua Umum AMPG ini, sebagai sesama pendukung Jokowi dan sesama anak bangsa, dirinya hanya mengingatkan saja. “Supaya kedepan ketokohan Ahok tetap terjaga,” pesannya.

Sementara untuk Andre Rosiade politisi Partai Gerindra untuk tahu diri. Sebab Andre, hanyalah Partai Oposisi dan bukan pihak yang memiliki kewenangan memecat Ahok.

“Jadi Andre tahu dirilah, bahwa sebagai anggota legislatif tidak bisa main pecat-pecat orang sembarangan. Soal memecat Ahok harus dibuktikan pelanggaran nya, namun jika hanya kritik tidak ada masalah, walau Ahok cara penyampaian nya kurang tepat,” terang Rafik.

Katanya, Andre selalu melakukan hal-hal blunder. Mulai dari kasus pengelolaan CSR dan kasus menjebak PSK yang mana ini di luar wewenangnya sebagai anggota legislatif.

“Andre Rosiade juga harus menjaga etika dan moral dalam setiap bertindak. Tokoh poliltik itu harus mampu memberikan edukasi yang baik bagi rakyat dan informasi yang sejuk dan logis,” pungkas Rafik Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI) ini. (red)

Penulis: RB Syafrudin Budiman SIP