TOPIKINI, PADANG PARIAMAN – Nagari Sicincin yang berada di Kecamatan 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu wilayah rawan banjir yang diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi serta buruknya sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air saat musim hujan.
Sistem drainase yang belum memadai sering kali tidak mampu menampung volume air yang besar, sehingga air meluap dan menggenangi permukiman. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan ke saluran air, turut memperburuk kondisi.
Kondisi geografis Nagari Sicincin, yang berada di wilayah dataran rendah dengan aliran sungai yang melintasi beberapa kawasan pemukiman, menjadikannya rentan terhadap bencana banjir. Hal ini diperparah oleh curah hujan yang tinggi di musim penghujan serta perubahan pola cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global. Akibatnya, banjir sering kali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, perekonomian, dan kehidupan sosial masyarakat setempat.
Banjir yang terjadi di Nagari Sicincin tidak hanya menyebabkan kerugian material, seperti kerusakan rumah, infrastruktur dan lahan pertanian, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan kesehatan masyarakat. Air yang menggenangi wilayah permukiman seringkali membawa penyakit seperti diare, demam berdarah dan infeksi kulit, sehingga meningkatkan beban ekonomi dan kesehatan masyarakat setempat. Selain itu, gangguan pada akses transportasi dan komunikasi akibat banjir seringkali memperlambat respons darurat, menghambat aktivitas ekonomi dan memperburuk kondisi sosial masyarakat.
Untuk mengurangi dampak tersebut, peningkatan kapabilitas masyarakat menjadi salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan. Kapabilitas masyarakat dalam hal ini mencakup kemampuan mereka untuk memahami risiko banjir, meningkatkan kesiapsiagaan, serta mengembangkan kemampuan mitigasi yang efektif melalui berbagai program pemberdayaan dan edukasi Di Nagari Sicincin, upaya peningkatan kapabilitas masyarakat dalam mitigasi bencana banjir masih menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, keterbatasan sumber daya dan minimnya pelibatan masyarakat dalam program-program pemerintah terkait mitigasi bencana.
Keberhasilan mitigasi bencana banjir sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat lokal. Masyarakat sebagai aktor utama yang menghadapi risiko bencana memiliki peran penting dalam berbagai aspek mitigasi, mulai dari pengelolaan lingkungan, pengorganisasian komunitas untuk kesiapsiagaan, hingga pelaksanaan sistem peringatan dini. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat melalui edukasi, pelatihan, dan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait menjadi strategi utama untuk membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana banjir.
Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman telah berupaya melaksanakan berbagai program mitigasi, seperti pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, penyuluhan kepada masyarakat, serta pelibatan organisasi lokal dalam penanggulangan bencana. Namun, keberlanjutan dan efektivitas program-program ini membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat sebagai penerima manfaat sekaligus mitra dalam pelaksanaannya. Tanpa kesadaran, komitmen, dan partisipasi aktif masyarakat, upaya mitigasi bencana tidak akan mencapai hasil yang optimal.
Kapabilitas masyarakat di Nagari Sicincin dalam menghadapi banjir saat ini masih berada pada tahap berkembang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, sebagian masyarakat telah memiliki pemahaman dasar tentang banjir sebagai bencana alam yang berulang. Beberapa langkah antisipatif, seperti membersihkan saluran air dan melakukan gotong royong, telah dilakukan oleh masyarakat. Namun, kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi banjir secara komprehensif masih rendah.
Tantangan utama dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat di Nagari Sicincin mencakup:
a. Rendahnya tingkat kesadaran, hal ini terlihat dari banyak masyarakat yang masih menganggap banjir sebagai peristiwa alami yang tidak dapat dicegah. Kesadaran tentang pentingnya mitigasi seringkali hanya muncul saat bencana telah terjadi, sehingga langkah pencegahan belum menjadi prioritas.
b. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, dimana sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang mitigasi bencana. Mereka belum memahami langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir, seperti membuat lubang biopori atau menjaga vegetasi di sekitar aliran sungai.
c. Minimnya partisipasi dalam program pemerintah. Program-program mitigasi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah seringkali tidak melibatkan masyarakat secara langsung dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa memiliki dan rendahnya tingkat keberlanjutan program.
d. Keterbatasan sumber daya. Nagari Sicincin menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dalam hal anggaran, tenaga ahli, maupun fasilitas pendukung mitigasi bencana. Hal ini menyulitkan pelaksanaan program-program peningkatan kapabilitas secara optimal.
Strategi Peningkatan Kapabilitas Masyarakat
a. Edukasi dan Sosialisasi ; merupakan langkah awal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Program edukasi dapat dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, dan kampanye tentang mitigasi banjir
b. Pemberdayaan Komunitas Lokal yang dapat menjadi motor penggerak dalam mitigasi bencana. Pembentukan kelompok masyarakat peduli lingkungan (KSM/kelompok siaga bencana) dapat menjadi langkah strategis untuk mengorganisasi masyarakat dalam melakukan tindakan kolektif.
c. Peningkatan Infrastruktur Penunjang, seperti Perbaikan sistem drainase dan pembangunan infrastruktur hijau, seperti taman resapan air, dapat membantu mengurangi risiko banjir. Selain itu, masyarakat perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur tersebut.
d. Kolaborasi Antar-Pihak, antara pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, akademisi dan masyarakat lokal sangat penting untuk menciptakan program yang berkelanjutan. Pemerintah dapat menyediakan sumber daya, lembaga non-pemerintah dapat memberikan pendampingan, serta akademisi dapat berkontribusi melalui penelitian dan inovasi.
Penulis : RADITYA AMANTA YUNANDO
2110813030
[email protected]