Listrik untuk Rakyat: PLN Dorong Hilirisasi Gabah di Pasaman

1

TOPIKINI, PASAMAN – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bukittinggi bersama Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Pasaman menggelar Forum Peningkatan Ketahanan Pangan dan Huller Listrik pada Rabu (2/7).

Acara yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Perikanan dan Pangan Pasaman ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengusaha Huller, mitra perbankan, serta tim PLN dan Electricity Service.

Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan energi listrik yang andal dan efisien untuk pengolahan gabah di tingkat lokal.

Sebagai wujud nyata dari semangat “Listrik untuk Rakyat”, forum ini mendorong kolaborasi antara PLN, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam meningkatkan kapasitas produksi dan hilirisasi sektor pertanian. Konversi penggunaan BBM ke listrik pada unit penggilingan padi (Huller) diharapkan dapat menurunkan biaya operasional dan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian masyarakat.

Manager PLN UP3 Bukittinggi, Rudi Hamiri, menyampaikan bahwa PLN akan terus mendampingi proses transisi energi di sektor pertanian ini, mulai dari penyediaan infrastruktur kelistrikan hingga fasilitasi pembiayaan melalui sinergi bersama Bank Nagari dan PLN Electricity Service.

“Kami optimis, sinergi ini bisa mempercepat modernisasi sektor pertanian dan meningkatkan kapasitas produksi lokal secara berkelanjutan,” ujar Rudi.

Sementara itu General Manager PLN UID Sumatera Barat, Ajrun Karim, menegaskan bahwa kehadiran PLN merupakan bagian dari komitmen nyata dalam mendukung pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Forum ini bukan sekadar diskusi, tapi langkah awal untuk membangun perubahan yang berdampak. PLN siap menghadirkan kemudahan akses listrik agar petani dan pengusaha bisa tumbuh bersama,” tegas Ajrun.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Pasaman, Dwi Richie JP, S.Pi, M.Si, menyampaikan bahwa Kabupaten Pasaman memiliki potensi besar dengan 486 unit Huller yang tersebar, baik milik pribadi maupun kelompok tani.

Namun kapasitas produksi yang terbatas menyebabkan gabah lebih banyak dijual ke luar daerah tanpa diolah menjadi beras.

“Dengan potensi gabah yang besar sebagai penghasil gabah nomor tiga di Sumatera Barat, maka konversi ke Huller listrik menjadi strategi penting untuk mendorong hilirisasi dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Dwi Richie.

Sebagai langkah awal implementasi, forum ini turut dirangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tiga pihak antara PLN, PLN Electricity Service, dan dua pelaku usaha Huller yaitu Huller Abdul Maulud dan Huller Simatorkis.

Komitmen ini menjadi tonggak awal dalam peralihan penggunaan energi dari BBM ke listrik di sektor pertanian Kabupaten Pasaman.

PLN percaya bahwa transformasi energi yang tepat sasaran akan menjadi pemantik produktivitas, mendorong hilirisasi pertanian, serta memperkuat kemandirian pangan daerah.(rls)