TOPIKINI.COM – Berdasarkan buku Atlantis The Lost Continent Finally Found yang ditulis oleh Prof.Arysio Nunes dos Santos, Ph.D, seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi asal Brasil, Indonesia dikatakan sebagai negeri Atlantis yang hilang, merujuk kepada kesuburan alam serta kekayaan seni budaya yang dimilikinya, sehingga menjadi surga bagi masyarakat dunia untuk menikmati liburan demi melepas penat rutinitas di jiwa.
Minangkabau merupakan alam pemikiran di Sumatra Barat, adalah satu kekayaan seni dan budaya milik Indonesia. Negeri yang berada di pesisir barat pulau Sumatra ini terdapat beragam jenis tempat kunjungan wisata, mulai dari pantai, pegunungan, ombak tertinggi di dunia untuk penggila surfing, ngarai, goa, sungai, danau, pulau, dan lainnya.
Desa Pariyangan, sebagai desa terindah di dunia juga berada di Sumatra Barat, dan Sumatr Barat juga memiliki Rendang yang ditetapkan sebagai masakan terlezat di dunia.
Masih banyak kekayaan seni budaya dimiliki Sumatra Barat untuk dapat dijadikan ikon wisata, tinggal dikemas dengan baik agar jadi katalis selera bagi kunjungan wisata domestik dan mancanegara, seperti; keunikan rumah adatnya, beragam kuliner menggugah selera, seni silat dan randai, seni tari, seni musik tradisi dan lainnya.
Kekayaan seni dan budaya yang dimiliki tentu tidak cukup dengan itu saja untuk menarik minat kunjungan wisata dunia. Berkenaan dengan itu, komunitas seni Sumbar Talenta, binaan Sumbar Talenta Organization, yang dibentuk oleh Himpunan Wanita Karya (HWK) Sumatra Barat, melakukan konser seni dan budaya di Croatia, atas undangan Medunarodna Smota Folklora Zagreb – Croatia, dalam rangka ajang tahunan The 51’st International Folklore Festival.
Pada tahun ini diselenggarakan di kota Zagreb, ibu kota negara Croatia, dari tanggal 19 – 23 Juli 2017.
Sumbar Talenta mewakili Indonesia di festival kesenian rakyat dunia ini, yang juga diikuti oleh 50 negara lainnya, seperti; Argentina, Brazil, Italia, Macedonia, Paraguay, Spanyol, Amerika Serikat, Turki, Canada, Irak, tuan rumah Croatia, dan lainnya.
Selain di Kota Zagreb, Sumbar Talenta tampil di beberapa kota di Croatia, dan sudah dijadwalkan untuk melakukan pertunjukan kesenian dan kebudayaan setiap harinya, selama pelaksanaan festival ini.
Sumbar Talenta membawa konsep Enchanting of Minangkabau (Kemilau Ranah Bundo) ke Croatia, dengan menyiapkan pertunjukan Tari Pasambahan, Tari Indang, Tari Piring, Peragaan Busana Minangkabau oleh Bundo Kanduang, dan lagu-lagu tradisi Minangkabau.
“Duta Besar RI di Croatia, Syachroedin Pagar Alam, menyambut dengan antusias penampilan Sumbar Talenta di The 51’st International Folklore Festival. Dari banyak negara peserta, Sumbar Talenta dari Indonesia sebagai satu-satunya delegasi dari Asia yang memberikan warna lain pada festival ini, dibanding negara-negara dari benua Amerika dan benua Eropa. Penampilan paket seni Sumbar Talenta dan peragaan pakaian adat Minangkabau dari ibu-ibu HWK Sumbar juga mendapat sambutan hangat dari tuan rumah, dan memukau para penonton,” kata Dra. Hj. Sastri Yunizarti Bakry, Akt. M.Si. CA. QIA., Ketua HWK Sumbar, salah seorang pendiri Sumbar Talenta, yang ikut mendampingi Sumbar Talenta ke Croatia.
Sastri Bakry juga mengatakan, “Saat gladiresik untuk penampilan hari ketiga, detik perdetik dihitung oleh stage manager dan crew televise. Jika durasinya berlebih, langsung dihentikan mereka, karena acara disiarkan secara langsung pada media televisi di Gradec- Croatia.
Dan penampilan Sumbar Talenta juga dihadiri oleh Walikota Zagreb, Menteri Pendidikan, dan Direktur IFF, serta VIP lainnya. Alhamdulillah, festival ini selain menampilkan etnographic heritage of banovina and the Una River region Majur dari provinsi sekitar untuk promosi daerahnya, Indonesia termasuk di antara lima negara terpilih untuk ikut mempromosikan kesenian dan kebudayaannya”.
”Kita mesti belajar pada India, Korea, Afrika Selatan, bagaimana mereka mampu membuat perekonomian negaranya jadi maju pesat dengan mengeksplor seni dan budaya. Kemilau Sumbar Talenta di langit Eropa yang berusaha memukau pandangan penduduk dunia dengan pamor kesenian dan kebudayaan Minangkabau ini, tentu kita harapkan terus bersinar. Kerjasama antara pegiat seni, budayawan, sejarahwan, dengan pemerintahan, secara terpola dan berkelanjutan tentu sangat dibutuhkan. Agar kemilau ini menjadi bintang, bukan sekadar kilau letupan mercun yang kemudian hangus dan kembali jatuh ke bumi.
Sumbar Talenta telah duapuluhlima kali melakukan pertunjukan di luar negeri. Wajarkan saja bila julukan ‘pejuang kesenian dan kebudayaan’ kita sematkan di dadanya. (Muhammad Fadli)