Jokowi – Ma’ruf Amin Menang Pilpres 2019, Begini Pendapat Pengamat Asing

TOPIKINI – Hasil Rekap Nasional telah memutuskan bahwa pemenang Pemilu 2019 untuk Pilpres adalah pasangan Jokowidodo- Ma’ruf Amin, itu sesuai dengan keputusan No. 987. Pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendapat suara 55,50% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat suara 44,50 %.

Maka berakhir sudahlah spekulasi siapa yang menang secara syah dan konstitutional. Mau bilang apa lagi? Telah berlaku takdir dari Tuhan untuk seorang Jokowi kembali memimpin Indonesia, dengan dibantu oleh wakilnya dari kalangan ulama, Ma’ruf Amin.

Apapun itu, maka kehendak Tuhan jua yang berlaku. Bagaimanapun perjuangan Prabowo-sandi bersama koalisinya, dan begitu banyak doa dipanjatkan, maka yang terjadi, terjadilah. Kita semua harus menerima dengan keimanan.

Proses untuk menjadi No 1 di negeri ini tidak mudah. Anggaran yang digelontorkan oleh APBN mencapai Rp. 25 triliun dengan petugas TPS mencapai hampir 7 juta orang, dan dilakukan serentak untuk Legislatif ( DPR/DPRD-I dan DPRD-II, DPD, dan Presiden. Ini pekerjaan maha besar dan rumit. Melibatkan partisipasi rakyat mencapai 80% lebih atau 154.257.601 pemili syah dan dilakukan sehari selesai.

Mungkin yang bisa menyaingi indonesia hanyalah India namun india pemilu berlangsung 1 bulan. Yang hebatnya, Indonsia mampu memastikan setiap warga negara mendapatkan haknya untuk berpartisipasi dalam pemilu. Sejumlah pemilih itu termasuk kaum disabilitas penyakit mental.

Menurut pengamat asing, ini cermin dari keseriusan negara dalam mengumpulkan orang-orang dengan disabilitas mental dan memulihkan mereka hingga siap memberikan suara untuk menentukan masa depan bangsa. Sistem pemilu yang inklusif tersebut patut dicontoh oleh negara-negara lain.

Pemantau pemilu diikuti oleh 35 perwakilan dari lembaga penyelenggara pemilu di berbagai negara, termasuk Afghanistan, Bhutan, Malaysia, Rusia, Pakistan, dan Sri Lanka. Selain itu, ratusan pemantau dari kedutaan besar asing di Indonesia, lembaga non-pemerintah internasional dan dalam negeri, media massa asing dan nasional, serta kementerian/lembaga, dan perguruan tinggi juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Para delegasi diajak ke beberapa tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April dan menyaksikan jalannya proses pemungutan serta penghitungan suara. TPS di lembaga permasyarakatan, perumahan kumuh, area padat penduduk dan permukiman elit menjadi tujuan yang akan disambangi para pemantau.

Hujan pujian dari lembaga pemantau terhadap pemilu di Indonesia sangat luar biasa. Pemantau pemilu dari Rusia, Veronica memuji Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dinilai sukses menjalankan Pemilu 2019 dengan transparan, dalam Konferensi Pers Election Visit Program, Indonesia Concurrent Election di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (17/4). Menurutnya, penghitungan suara secara terbuka itu merupakan contoh yang baik untuk menjaga suara rakyat benar-benar dihitung. Sebab, seluruh masyarakat dapat mengamati proses penghitungan suara.

Ya. Pemilu kali ini tidak ada rekayasa untuk menentukan siapa menang. Tetapi benar benar proses pemilu yang kredibel dan transparan. Semua ditujukan bukan hanya menempatkan seseorang di istana tapi yang lebih penting adalah menjaga kehormatan bangsa dan negara di mata dunia. Bahwa kita bangsa beradab dan tahu menghargai sebuah proses demokrasi dengan benar.

Kepada Pak Prabowo dan Sandiaga Uno, tidak perlu berkecil hati. Pemilu ini bukanlah segala galanya. Ini hanyalah kegiatan rutin lima tahun sekali. Posisi Gerindra bersama koalisi akan tetap menjadi asset nasional untuk mengawal kepemimpinan Jokowi agar sesuai dengan amanah rakyat.

Tidak harus semua jadi presiden, tentu harus ada yang jadi rakyat. Bukan besar kecil jabatan seseorang yang jadi ukuran tapi manfaatnya di hadapan Tuhan. Tetaplah besarkan hati untuk senantiasa bersyukur.(sumber: Grup Facebook Diskusi dengan Babo)