Istri Walikota Pontianak Terpapar Corona

PONTIANAK – Istri Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Yanieta Arbiastuti Kamtono, diduga positif terpapar Covid-19 atau Corona.Saat ini, ia sedang menjalani di kediaman pribadi.Ia diduga tertular Covid-19 karena aktivitasnya yang sangat padat dengan berbagai kalangan.

Informasi bahwa perempuan yang akrab disapa Yennie Kamtono ini, disampaikan oleh sumber Suara Pemred¸ yang enggan disebut identitasnya.“Infonye seperti itu. Bahwa Bu Yennie Kamtono, istri Wali Kota Pontianak, sudah keluar hasil swab test-nya.

Ia dinyatakan positif Covid-19 dan kini isolasi mandiri di kediaman pribadi,” kata sumber tersebut.
Masih menurut sang sumber, bahwa Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono juga telah menjalani swab test, namun hasilnya baru akan diketahui pada Senin (21/9).

Sejumlah kerabat dekat keluarga Wali Kota Pontianak menjelaskan saat ini Yennie Kamtono, sedang mendapatkan perawatan isolasi mandiri di kediaman pribadinya, di kawasan Perumahan Elite Pontianak Selatan.”Sebagai istri Wali Kota, Ibu Yennie belakangan ini sering banyak kegiatan. Terakhir yang kami tahu, beliau ada menghadiri acara di Kabupaten Mempawah.

Mungkin terlalu capek dan ketemu banyak orang sehingga beliau gampang tertular,” ungkap salah seorang kerabat yang minta namanya tidak disebutkan kepada Suara Pemred.”Informasinya, anak-anaknya negatif tapi karena Ibu Yennie dinyatakan positif, sementara Pak Edi Kamtono tadi pagi langsung melakukan swab test dan masih menunggu hasilnya beberapa hari lagi,” tambah sumber ini.

Ketum KONI Kalbar, Fahruddin D Siregar, saat menghadiri acara syukuran atas pelantikan Hildi Hamid sebagai Duta Besar RI untuk Azerbaijan mengaku belum mendapatkan kepastian atas kabar tersebut.”Saye pun ada dengar kawan-kawan ada ngomong, tapi itu belum pasti.

Tapi nanti saye coba cari tahu kepastian kabar itu,” kata mantan Ketua Gapensi Kalbar ini. Duta Besar RI untuk Azerbaijan Hildi Hamid mengimbau masyarakat untuk tidak takut atau malu jika dinyatakan reaktif atau positif terpapar Covid-19. “Jika ada yang terpapar, baiknya diumumkan sehingga bisa dilakukan langkah-langkah penyembuhan, pencegahan, dan penularan yang lebih besar lagi.

Virus Corona ini bukan penyakit yang memalukan atau harus ditakuti, karena bisa sembuh jika imun kita baik,” kata mantan Bupati Kayong Utara dua periode ini, saat menggelar acara syukuran di rumah kediaman di kawasan Bundaran Universitas Tanjungpura Pontianak, Minggu (20/9).

Suara Pemred berusaha menghubungi sang Wali Kota, Edi Rusdi Kamtono, namun telepon dan pesan singkat melalui whatsapp tidak direspon.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kalbar (Kadinkes) Harisson, menyatakan bahwa belum mendapat informasi tersebut.“Coba hubungi Kadinkes Kota Pontianak saja. Saya belum mendapatkan informasinya,” ujar Harisson.

Saat Suara Pemred menghubungi Kadinkes Kota Pontianak, Sidiq Handanu menyatakan belum bisa memberikan keterangan, karena sedang melaksanakan tugas di lapangan. Ia akan memberikan keterangan, setelah mendapatkan informasi terakhir.“Saya tidak bisa menyebutkan nama dan jabatan (pasien covid-19),” ujarnya langsung menutup telepon.

Yennie Kamtono merupakan istri Kepala Daerah (Kada) yang aktif dalam berbagai aktivitas sosial dalam mendukung kedinasan sang suami.

Terakhir, seperti dikutip dari facebooknya, Yennie Kamtono, ia sedang melaksanakan penelitian di Mangrov Mendaloo, Mempawah.“My research, 19092020, Sedang di Mangrove Mendalok, Mempawah, Kalimantan Barat,” demikian status facebooknya yang diperbaharui pada Sabtu (19/9).

Kampanye Bagi Masker Sebelumnya, Yennie Kamtono juga aktif mengkampanye penerapan protokol kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru melawan pandemi Covid-19 belum berakhir.

Menurutnya, pola hidup sehat dan jaga jarak dituntut lebih disiplin di era new normal ini.“Begitu juga halnya dengan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, mesti ekstra ditingkatkan. Semuanya dilakukan demi menjaga keselamatan bersama.

Maka kita harus memutus rantai sebaran virus COVID-19 ini,” kata Yennie, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pontianak. Saat itu, ia mengikuti Kampanye Nasional Selalu Pakai Masker Tahun 2020 dan Pengukuhan Pengurus Senam Tera Indonesia Kecamatan Pontianak Timur di Aula Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (9/9).

Ia selalu mengingatkan masker sangat penting digunakan sehari-hari.“Kita tidak tahu samping kita bagaimana. Dan saya sering dapat godaan, kita saat mau foto bareng.

Ini cobaan.Jangan buka masker. Tetap ingat 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dimanapun berada,” paparnya. Wanita yang belasan tahun bekerja di Badan Pengawasan Obat dan Makanan, dengan itu yang rutinitasnya dihabiskan di laboratorium.

Dia menjelaskan, di Kecamatan Pontianak Timur ada ribuan masker dibagikan secara gratis kepada masyarakat di sejumlah titik ruas jalan utama.“Ini adalah kampanye nasional 3 M. Secara simbolis ada 1.200 masker dibagikan.

Ingat, jangan kendor pakai masker di era new normal,” tutur wanita berhijab itu.Yennie selalu mengingatkan protokol kesehatan tetap diberlakukan di manapun berada. Baik di kantor pemerintah maupun di swasta.“Intinya, ingat jangan kasih kendor pakai masker. Ingat 3M”.Edi Enggan Terapkan PSBB Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono tidak menginginkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Kota Pontianak sebagaimana yang terjadi di Jakarta.

Untuk itu, dia meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran Covid-19, salah satunya mengenakan masker dalam setiap aktivitas.”Saya minta warga Kota Pontianak tetap bersabar dan tetap bisa menahan diri serta patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya, Senin (14/9).

Menurut Edi, hingga saat ini penyebaran Covid-19 di Kota Pontianak masih bisa terkendali. Ruang isolasi di Rusunawa dan rumah sakit yang ada masih bisa menampung pasien Covid-19.

Namun, tidak menutup kemungkinan PSBB dapat diberlakukan apabila penyebaran Covid-19 sudah tidak terkendali.“Kita berharap pengendalian Covid-19 ini menjadikan Kota Pontianak berada pada zona yang aman,” papar Edi.

Diberlakukannya PSBB di Jakarta sebagai ibukota negara menurutnya merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, Provinsi DKI Jakarta sudah masuk zona merah.

Mobilitas yang tinggi menyebabkan cepatnya penularan. Kalau pemberlakuan PSBB di Jakarta bisa menekan angka penyebaran virus corona, maka berdampak pula pada daerah-daerah lainnya.”Sebab transportasi atau mobilitas banyak dari Jakarta ke Pontianak,” tuturnya.
Sementara untuk perkembangan kasus Covid-19 di Kota Pontianak saat ini terdapat 15 orang yang masih menjalani proses isolasi.

Pemerintah Kota Pontianak juga masih terus melakukan swab dan razia masker di seluruh wilayah Kota Pontianak serta menerapkan sanksi.”Kita berharap kasus pandemi Covid-19 di Pontianak bisa dikendalikan,” imbuhnya.

Wajib Pakai MaskerSebelumnya pada Kamis (10/9), Wali Kota bersama Forkopimda sempat berkeliling di pasar-pasar tradisional untuk menyosialisasikan pemakaian masker kepada pedagang maupun pengunjung dalam mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota sempat menegur secara langsung pedagang maupun pengunjung di Pasar Flamboyan yang tidak memakai masker. Terhadap mereka yang tidak mengenakan masker akan mendapat sanksi, mulai dari sanksi sosial hingga denda Rp200 ribu.”Hari ini kita mengkampanyekan Pontianak Wajib Pakai Masker dalam rangka Gerakan Pakai Masker yang serentak digelar secara nasional,” ujarnya saat itu.

Untuk kampanye Pontianak Wajib Pakai Masker dilakukan pada empat titik, yakni di Pasar Flamboyan, Kemuning, Dahlia dan Puring. Selain sanksi, mereka yang ditemukan tidak mengenakan masker juga langsung diswab.

Menurutnya, secara umum masyarakat sudah mengetahui dan memahami tentang kewajiban mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19.
Namun disayangkan masih ada masyarakat yang tidak mengenakan masker dengan berbagai alasan.“Ada yang mengaku lupa, merasa tidak nyaman dan sebagainya.Nah, bagi mereka yang mengabaikan kewajiban memakai masker ini siap-siap mendapat sanksi,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, secara nasional tingkat ketertularan Covid-19 sudah sangat tinggi. Oleh sebab itu, Edi mengajak seluruh masyarakat disiplin menggunakan masker serta menghindari kontak langsung. Mulai membiasakan diri dengan adaptasi kebiasaan baru merupakan salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.”Kuncinya ada di masker, dengan kita tidak gampang asal sentuh barang, selalu cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan langsung mandi ketika pulang ke rumah,” ungkapnya. (red)
Editor: RB. Syafrudin Budiman SIP