Inilah Kerugian yang Diderita Akibat Mahalnya Harga Tiket Pesawat

TOPIKINI – Kenaikan harga tiket pesawat sejak Januari lalu, menyebabkan anjloknya pendapatan PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau, hingga 25% atau sekitar Rp 7 Milyar. Pihak bandara berharap kebijakan penurunan harga tiket bisa kembali menumbuhkan penumpang dan penerbangan yang banyak dibatalkan kembali normal.

Menurut manager operasional PT Angkasa Pura II, Fitra Maulana, kerugian mulai terjadi sejak Januari lalu, sebagai dampak mahalnya tiket pesawat, serta juga kebijakan bagasi berbayar. Kerugian yang diderita PT. Angkasa Pura II berasal dari kurangnya penghasilan dari pengelolaan fasilitas bandara seperti parkir kendaraan, aktifitas perdagangan di terminal bandara, hingga aktifitas cargo bandara yang juga terkena imbasnya.

Akibat anjloknya jumlah penumpang, setiap harinya rata – rata dibatalkan dua puluh penerbangan. Rata-rata penumpang saat ini berkisar 5000 sampai 7000 orang perhari. Sementara pada saat kondisi normal, bandara Minangkabau melayani 42 penerbangan, dengan penumpang mencapai 11 ribu orang.

Saat ini pengelola bandara berharap agar kebijakan terbaru menko perekonomian yang menurunkan batas atas harga tiket hingga 16%, bisa berdampak pada pertumbuhan penumpang, dan kembalinya pendapatan.

“Dengan tingginya harga tiket, jumlah penumpang menjadi turun, selain itu juga kebijakan bagasi berbayar, tambah lagi kemaren periode tahun politik, jadi itulah yang menyebabkan penghasilan kita turun disbanding tahun kemaren,” ucap Fitra Maulana, manager operasional PT. Angkasa Pura II Bandara Minangkabau.

Sementara mengenai pembatalan penerbangan, selama bulan puasa sudah terjadi sampai 20 penerbangan perhari.

“Biasanya dalam 42 kali penerbangan perhari maksimal itu pembatalan hanya paling tinggi 10 penerbangan, tapi kini sudah separohnya,” tambah Fitra.

Selain itu, untuk penerbangan tambahan, Ramadhan tahun ini juga tak seperti puasa tahun lalu. Hingga 11 hari puasa, baru dua perusahaan penerbangan yang mengajukan penerbangan tambahan sebanyak 5 kali penerbangan, yaitu Express Air dan Batik Air.

“Kalau tahun lalu, 10 hari puasa itu sudah 102 penerbangan yang mengajukan penerbangan tambahan, sedangkan sampai hari ini baru lima penerbangan tambahan, itupun baru rencana,” lengkapnya.

Tak hanya pihak PT. Angkasa Pura II yang menderita kerugian, puluhan pedagang yang menyewa petak-petak atau etalase di bandara Minangkabau, juga mengalami kerugian akibat sepinya penumpang pesawat. (art)