Beranda Opini Impian Memiliki Rumah Layak Huni Terwujud di Usia Senja

Impian Memiliki Rumah Layak Huni Terwujud di Usia Senja

85

TOPIKINI, PADANG – Mempunyai rumah layak huni memang impian semua orang, namun kadang takdir Yang Kuasa tidak lah selalu membuat seseorang dapat hidup layak seperti orang di sekitarnya.

Apalagi dengan status janda dan harus menafkahi hidup sendiri, tentunya amat sangat berat hidup yang harus dijalani oleh Ibu Juliani yang saat ini sudah berusia 63 tahun.

Untuk makan sehari-hari saja Ibu Juliani hanya mengandalkan usaha serabutan dengan memungut sampah plastik dan kardus bekas dari pekarangan rumah-rumah yang ia lalui setiap pagi, yang selanjutnya akan dijual ke pengumpul barang-barang rongsokan.

Rumah yang ditempati sekarang, menurut cerita Ibu Juliani dulunya dibangun dengan uang hasil bekerja sebagai TKW (Tenaga kerja Wanita) di Malaysia tahun 1996. Itupun kondisinya belum siap dan hanya ada ruangan untuk tidur dan sedikit ruang tamu.

Miris memang…, tapi itulah realita yang harus dijalani oleh Ibu Juliani setiap harinya, agar bisa bertahan hidup.

Kondisi rumah ibu Juliani sebelum direhab

Alhamdulillah, di tahun 2023 ini Ibu Juiani menjadi salah satu penerima manfaat dari kegiatan BSPS, lewat usulan Iin Saputra ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan kecamatan Nanggalo, yang selanjutnya direalisasikan melalui kegiatan program kemitraan Ibu Puan Maharani yang merupakan upaya dari Bapak H. Alex Indra Lukman, S.Sos, M.A.P, yang juga kepala staf ketua DPR RI dalam membantu masyarakat di Kota Padang mendapatkan bantuan rehab rumah.

Kegiatan ini selanjutnya disalurkan melalui kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR.

Rumah yang dulunya sangat mepet ke jalan lingkungan dan hanya ditutup dengan seng bekas, masuk dalam kategori rumah tidak layak huni setelah disurvey oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) yang bertugas di Kelurahan Kampung Lapai, Imam Fajar Subalin, ST dan Penanggung Jawab atau PIC (Person in Charge) kelurahan Nanggalo Iin Saputra.

Pada awalnya Ibu Juliani berkeberatan ketika TFL mengatakan bahwa rumah yang akan diperbaiki harus dimundurkan dari posisi eksisting saat ini, karena sangat dekat ke jalan lingkungan.

Pengerjaan rumah ibu Juliani

Namun setelah diberi pemahaman oleh TFL dan Koordinator Kota (Korkot) yang saat itu menemui beliau, maka Ibu Juliani akhirnya bersedia untuk memundurkan posisi bangunan rumahnya beberapa meter ke belakang.

Karena lokasi rumah Ibu Juliani adalah tanah kaum, maka untuk kejelasan status tanah Ibu Juliani harus mengurus surat hibah dari Ninik Mamak.

Tetangga kiri kanan yang masih merupakan kerabat Ibu Juliani sangat mendukung perbaikan rumah Ibu Juliani, karena untuk lokasi sekitar Ibu Juliani, kondisi rumah Ibu Juliani lah yang sangat memprihatinkan.

Rumah yang saat ini dihuni Ibu Juliani bahkan tidak memiliki kamar mandi, hanya ada kamar tidur dan dapur di alam terbuka di samping rumahnya. Untuk mandi dan buang air, Ibu Juliani menumpang ke rumah tetangga yang masih ada hubungan saudara dengan beliau.

Karena mekanisme pelaksanaan kegiatan di program BSPS ini harus didukung oleh dana swadaya, maka Ibu Juliani terpaksa membanting tulang untuk menalangi upah tukang.

Jika setelah sholat subuh Ibu Juliani berkeliling di sekitar perumahan yang berada di dekat rumahnya, siang harinya Ibu Juliani berjualan es di depan SDN 06 Kampung Lapai, yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Walaupun mendapat bantuan tenaga tukang dari saudara laki-lakinya, tapi Ibu Juliani tetap harus mempekerjakan seorang tukang lagi agar progress kegiatan rehab rumahnya  dapat sesuai target dan tidak menghalangi pencairan upah tukang anggota Kelompok Penerima Bantuan (KPB) lainnya (sistem tanggung renteng).

“Walaupun dibantu saudara sendiri bu, tapi tetap saya sediakan makan siang dan upah sekedarnya, karena Saudara saya juga harus menghidupi keluarganya,” kata Ibu Juliani sewaktu Korkot mengunjungi rumah beliau pada saat pelaksanaan.

Berkat kegigihan Ibu Juliani dan dibantu oleh saudara-saudaranya yang tinggal berdekatan, pelaksanaan rehab rumah Ibu Juliani berjalan lancar. Selama proses kegiatan rehab rumahnya, Ibu Juliani menumpang tidur di rumah saudaranya yang ada di sebalah rumahnya.

Bisa dibayangkan berapalah hasil jualan es dan barang rongsokan yang didapat Ibu Juliani setiap harinya. Namun Alhamdulillah kegiatan rehab rumahnya berjalan lancar, tanpa ada terdengar keluhan dari Ibu Juliani.

Kesabaran Ibu Juliani berbuah manis, kini Ibu Juliani sudah bisa menempati rumah yang layak untuk melanjutkan sisa hidup di usia senja.

Penulis : Yuni Martini, ST.MT, Koordinator Kota Padang 717