Gunakan Daging Babi, Warung Sate di Padang Digrebek Petugas

TOPIKINI – Warung sate KMS milik Bustami di kawasan Simpang Haru kota Padang, senin (29/01/2019) petang mendadak ramai. Bukan karena banyaknya pembeli, namun puluhan petugas dari Balai POM, TNI dan Satpol PP yang menggrebek warung satenya.

Warung sate yang biasanya buka sore hingga malam ini, diduga menggunakan daging babi, bukan daging sapi seperti pedagang sate pada umumnya.

Usai digrebek di warung satenya, Bustami digiring petugas ke rumahnya, tempat membuat sate. Petugas mencari barang bukti daging sate yang dijual Bustami yang diduga kuat menggunakan daging babi.

Alhasil, setelah menggeledah seluruh bagian dapurnya, petugas akhirnya menemukan puluhan tusuk sate yang dibuang di dalam air comberan di belakang rumahnya. Diduga sate yang siap dijual itu, sengaja dibuang Bustami, setelah mengetahui ada razia dari petugas.

Dinas Perdagangan dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan kota Padang sudah lama melakukan penyelidikan terhadap penjual sate tersebut. Sejak bulan Oktober 2018 Balai Besar POM kota Padang sudah mengambil sampel dan sudah di uji di laboratorium di Aceh yang alatnya jauh lebih cangih.

Petugas berpura-pura membeli sate untuk dibawa pulang. 17 Januari 2019 lalu, hasil uji labornya sudah keluar dan ternyata positif daging babi.

“Sebelumnya ada pengaduan ke Dinas Kesehatan dari masyarakat, itu kita tindak lanjuti, dan kita beli kita kirim sampelnya ke BPOM Aceh yang alatnya lebih canggih, karena menyangkut nama baik orang maka rujukannya banyak sehingga hasilnya lama. Tanggal 17 Januari kemaren hasinya sudah keluar dan positif daging babi (B2),” ujar Novita Latina, Kabid Sumber Daya Kesehatan kota Padang.

Perbuatan Bustami menggunakan daging babi, diduga untuk meraup keuntungan yang lebih besar, karena daging babi dibelinya lebih murah Rp 80 ribu dari pada harga daging sapi.(Erizal)