Final Mutiara Ungu Cup 2019, Harus Kerja Keras dan Raijn untuk Menjadi Juara

Jakarta – Legenda bulutangkis Indonesia Icuk Sugiarto menghadiri babak final turnamen bulutangkis Mutiara Ungu Cup 2019, yang berlangsung di GOR Mutiara Ungu, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Tampak hadir pelindung sekaligus pemilik Gelanggang Olahraga (GOR) Mutiara Ungu, Haryono SH, M.Hum, Ketua Panitia Pelaksana Saamin Chane, Ketua Forum Silaturahim GOR Mutiara Ungu Agung Dwinanto, dan tokoh pemuda Novla (Danwing III Paskhas AU) turut mendampingi lawatan Icuk Sugiarto di GOR tersebut.

Icuk mengatakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh para atlet pebulutangkis adalah disiplin dan berlatih keras. Dia berpesan agar para atlet terus meningkatkan disiplin dalam segala hal, baik stamina maupun fisik.

“Tingkatkan disiplin waktu, disiplin menjaga makanan, disiplin latihan, dan disiplin segalanya,” pesan Icuk dalam sambutannya usai laga final di GOR Mutiara Ungu, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019).

Icuk mengisahkan masa perjuangan kerasnya dalam melatih diri dan berdisiplin tinggi, sebelum akhirnya dia dinobatkan sebagai legenda juara dunia bulutangkis pada tahun 1983.

“Pertanyaan saya, mau tidak anak-anak dan adik-adik atlet (pebulutangkis) untuk berlatih sungguh-sungguh seperti (dirinya) itu?” tanya Icuk kemudian.

Para atlet pebulutangkis dari kalangan anak-anak usia dini, remaja, dan dewasa yang hadir menyaksikan final turnamen tersebut serentak membalas pertanyaan Icuk. “Mau Pak Icuk,” sergah para atlet anak-anak kemudian.

Icuk tampak sumriah dan senang karena merasakan semangat olahraga para atlet bulutangkis terutama anak-anak, yang memang sudah berada duduk di hadapannya itu.

Icuk mengingatkan para atlet agar jangan pernah merasa lelah dan berat hati untuk meningkatkan disiplin diri. Meski berlatih saat ini memang betul-betul melelahkan tetapi ada prestasi di masa depan yang dapat diraih.

Icuk mengaku sudah tertarik pada bulutangkis sejak usia 12 tahun, dan terus gigih berlatih tanpa kenal letih. Saat berusia 17 tahun, Icuk sudah berhasil meraih Juara I Kompetisi Bulutangkis Pelajar Se-Asia.

Perjuangan keras Icuk mulai mencapai puncaknya pada kejuaraan dunia di Coppenhagen, Denmark, tahun 1983. Sejak saat itu, prestasi Icuk meningkat pesat. Dalam kurun waktu tahun 1983-1989, Icuk sudah menyabet sekitar 32 gelar kejuaraan.

“Untuk menjadi juara itu perlu kesungguhan berlatih keras. Suatu saat anak-anak (para atlet) akan menjadi berprestasi, dan membanggakan bagi orangtua, klub (PB), bangsa dan negara Indonesia. Untuk itu, teruslah berlatih gigih,” tutupnya mengakhiri sambutan.

Perlu diketahui, selain hadiah uang tunai jutaan rupiah dan beragam souvenir dari sponsor, ajang final bulutangkis ganda putra perseorangan ini juga mendapatkan hadiah spesial berupa raket dari Icuk Sugiarto untuk pemenang juara.

Adapun para sponsor turnamen ini antara lain yakni, D’Kriuk Fried Chicken, Pertamina Lubricants, Air Mineral Club, PT Duta Energi Kobin, PT Aix Indologis Exspress, New Sports (Puk-Ma), PT Restu Adhi Pratama, dan Ilham Medika. (red)

Editor: Syafrudin Budiman