Erick Thohir Benahi BUMN Secara Profesional Agar Mafia Tidak Masuk, Kok Adian Napitupulu Malah Meradang

Jakarta – Solidaritas Merah Putih (DPP SMP) menilai rekrutmen direksi dan komisaris-komisaris yang dilakukan oleh Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah dilakukan secara profesional. Katanya, tujuannya adalah menjaring sesuai kemampuan dan kompetensi, serta menghindari mafia BUMN masuk.

Namun menurut Anshar Ilo Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Dewan Pimpinan Pusat Solidaritas Merah Putih (DPP SMP), Adian Napitupulu malah meradang. Dimana politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, pola rekrutmen komisaris BUMN adalah titipan atau bawaan orang tertentu.

“Pernyataan Adian menyesatkan dan menggunakan narasi-narasi dan diksi-diksi kalimat bersayap/majemuk. Adian hanya mengunakan presepsinya subjektifnya. Padahal semua usulan pemilihan direksi dan komisaris BUMN melalui assesmen dengan penilaian kapasitas, kapabilitas dan integritas,” terang Anshar Ilo menyanggah penyataan Adian Napitupulu, Minggu (26/07/2020) saat dihubungi di Jakarta.

Anshar Ilo menambahkan, pernyataan Adian sangatlah keliru besar Erick Thohir selaku Menteri BUMN malah ingin memberantas mafia-mafia di BUMN. Terbukti dengan ditempatkannya, orang-orang terbaik di jajaran direksi dan komisaris. Bahkan, Erick Thohir banyak melakukan restrukturisasi di BUMN-BUMN induk dan berlanjut jajaran anak cucu BUMN.

“Surat terbuka yang berisi kritikan tajam ditujukan kepada Erick terkait caranya mengelola BUMN sungguh keliru dengan menggunakan analisa subjektif dan tak berdasar. Dimana Adian menyebutkan bahwa seluruh jabatan direksi dan komisaris di BUMN yang jumlahnya berkisar antara 6000-7200 orang, merupakan titipan berbagai pihak,” tukasnya.

Kata Anshar Ilo, Adian tidak menerangkan titipan dari pihak mana saja orang-orang yang kini menduduki jabatan direksi dan komisaris di BUMN tersebut. Ia hanya menguraikan, selama ini perusahaan BUMN tak pernah membuka lowongan kerja atau lelang jabatan direksi dan komisaris BUMN secara terbuka ke publik.

“Artinya secara logika, Adian menganggap orang-orang yang dipilih menduduki direksi dan komisaris BUMN ini pasti jalur titipan atau bawaan pihak tertentu. Logika ini yang keliru dan hanya berdasar asumsi pribadi saja,” katanya membantah penyataan Adian.

Menurut pria asal Sulsel ini, Adian lupa bahwa membuka lowongan jabatan ke publik hanya salah satu dari sekian banyak mekanisme untuk mengisi jabatan lowongan di sebuah perusahaan. Katanya Menteri BUMN bisa menggunakan head hunter atau melalui pola rekrutmen internal, apalagi untuk mengisi posisi jabatan penting di BUMN.

“Pola rekrutmen ini juga sebenarnya ada di sektor swasta, sebagian besar atau bahkan mungkin bisa 99 persen mekanisme rekrutmen untuk jabatan direksi apalagi komisaris jarang sekali dengan pola membuka lowongan kerja secara terbuka kepada publik,” jelasnya.

Selain itu Adian mengunakan asumsi pribadi yang mengatakan bisa saja mereka itu merupakan titipan para mafia yang bergerak diberbagai sektor. Kata Anshar Ilo, tentu hal ini keliru besar, sebab Erick Thohir Menteri BUMN ingin memberantas mafia BUMN dan bahkan melaporkan kasus-kasus mafia BUMN ke KPK dan kepolisian.

“Erick Thohir dan jajarannya di Kementerian BUMN tak akan sampai senaif dan segampang itu, sehingga membiarkan para mafia bisa bermain untuk menggerogoti BUMN-BUMN besar. Erick Thohir pasti memiliki strategi dan pola rekrutmen modern untuk merekrut orang-orang yang mumpuni untuk mengisi jabatan direksi dan komisaris di BUMN,” katanya.

Menurut Anshar Ilo, dirinya tak menampik kalau ada keberadaan titipan dari berbagai pihak terutama dari partai politik atau relawan yang merasa pernah berkeringat memenangkan Jokowi saat Pilpres 2019 lalu. Tapi itu tak serta merta menjadi kesalahan  Erick Thohir, itu pragmatisne politik, nature-nya politik kekuasaan siapa dapat apa itu sudah menjadi seperti hukum besi yang tak terelakan.

“Kritik tajam saya mensinyalir tidak lebih hanya urusan bagi-bagi jabatan dan potongan kue direksi dan komisaris BUMN yang dianggap tak adil saja. Kritikan Adian saya anggap membabi buta, jauh dari idealisme dan ketulusan seorang Adian Napitupulu sebagai mantan Aktivis 98,” ujarnya.

Anshar Ilo juga mengatakan, setiap kritikan Adian sangat mudah dibantah oleh juru bicata Erick Thohir. Adian bahkan  melalukan blunder dalam menyampaikan kritik terutama masalah 5.000 orang pejabat BUMN merupakan titipan mafia. Dimana pihak Kementerian BUMN menyebut Adian itu tak memahami budaya yang ada di korporasi.

Kata Anshar Ilo, pihak BUMN menegaskan bahwa, direksi dan komisaris rekrutmennya tidak pernah terbuka, sebab bukan jabatan publikdan hanya jabatan posisi korporasi. Sehingga Adian dinilai jadi banyak blundernya, karena tidak paham budaya korprasi.

“Untuk mengisi kursi jabatan setingkat direksi atau komisaris itu ada mekanisme tersendiri. Dimana ada pola rekrutmen untuk menentukan siapa menduduki jabatan apa berdasarkan kompetensi yang dimiliki para calon direksi dan komisaris BUMN,” lugas Anshar Ilo.

Menurutnya, langkah Erick dalam mengelola BUMN ini sudah mendapat restu dan bahkan didukung penuh oleh Presiden Jokowi. Apalagi mengelola banyak perusahaan dengan aset Rp.8.200 triliun sungguh tidak mudah. Apabila ada yang tidak puas dengan kebijakan yang dipilih Erick Thohir, tentu tidak akan menyenangkan semua pihak.

“Bisa jadi Adian adalah salah satu yang tak senang dan tak puas dengan cara Erick mengelola BUMN terutama masalah pembagian jabatan Komisaris di BUMN. Tetapi ada alasan kuat kenapa Erick Thohir melakukan itu. Adian tak bisa memaksakan jumlah jabatan bagi rekan-rekannya sesuai keinginannya, sebab kalau semua jajaran komisaris dari unsur partai politik akan tidak elok,” kata Anshar Ilo menguatkan alasan Erick Thohir.

Erick Thohir bisa mengimplementasikan secara serius dengan arah pengelolaan BUMN ke depan yang on the right track. Dimana Erick Thohir setiap langkahnya sangat didukung oleh Presiden Jokowi. Terlihat di mata Jokowi, Erick Thohir merupakan salah satu Menteri yang mampu menterjemahkan misi dan visi Presiden secara baik.

“Apabila mengacu pada Gunadi Sadikin Wamen BUMN, bahwa jumlah jabatan direksi dan komisaris di BUMN ini lebih dari 7200 dan bisa 10.000 hingga 12.000, sebab jumlah jabatan tinggi di perusahaan BUMN itu rata-rata 10 orang. Jadi Erick Thohir selaku Menteri BUMN sangat hati-hati dan tidak gegabah dalam rekrutmen jajaran BUMN,” pungkasnya.

Penulis: RB. Syafrudin Budiman SIP