TOPIKINI.COM – Warga korong Balimbiang nagari Pilubang kecamatan Sungai Limau kabupaten Padang Pariaman, kini bisa sedikit berbesar hati. Kenapa tidak, kini di desa tersebut sudah ada jembatan, sarana yang sudah sejak lama mereka harapkan sejak dunia ini terkembang.
Keterisoliran warga korong Balimbiang kini sudah lenyap berkat seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa di daerah itu. Bersama warga setempat, ia bergotong royong membuatkan jembatan dari uang yang mereka kumpulkan bersama.
Selama ini mereka sering mendapat janji-janji palsu dari politisi yang maju dalam pemilihan kepala daerah atau legislatif. Mereka hanya jadi korban janji-janji kosong.
“Kami belum pernah meraskan kemerdekaan, kami hidup didaerah yang terisolir. Anak sekolah harus menyeberangi sungai hasil bumi harus dipikul keluar. Kami hanya dijanjikan kalau ada pilkada atau pemilihan legislatif,” ucap, Mansur (64 th), warga jorong Balimbiang.
Inilah yang membuat Serda Suharman, seorang anggota Babinsa di daerah itu, tergerak hatinya untuk membebaskan warga korong balimbiang dari keterisoliran.
Baginya, menjadi tentara tidak hanya untik berperang dimedan pertempuran saja, namun juga berperang melawan kemiskiman dan keterisoliran. Serda Suharman saat ini bertugas menjadi bintara pembina desa ( Babinsa) di kanagarian Pilubang kecamatan Sumgai Limau, dibawah komando distrik militer 0308 Pariaman.
Hatinya terenyuh melihat kondisi sekitar 50 kepala keluarga belum merasakan kemerdekaan dari keterisoliran. Tak ada jalan dan jembatan untuk sampai dikorong ini. Warga harus melewati pematang sawah dan menyebrangi sungai. Terutama bagi pelajar dan warga hendak membawa hasil tani.
Dengan sedikit pengalaman dibidang konstruksi, ia merangkul warga untuk bergotong royong memulai pembangunan jembatan dengan cara badoncek bersama warga. Merasa tak cukup dana, babinsa ini melobi sebuah perusahaan untuk dimintai bantuan. Hasilnya, uang sebesar Rp 50 juta pun berhasil mereka peroleh dan ditambah dengan hasil badoncek sehingga terkumpul Rp 80 juta. Dengan modal ini dan tekad yang bulat bersama warga, pembangunan jembatan dilaksanakan.
Namun hingga kini, jembatan sepanjang 12 meter ini masih belum rampung. Masih diperlukan dana tambahan Rp 70 juta lagi agar jembatan bisa diselesaikan. Tentara yang sederhana ini harus kembali memutar otak agar bisa melanjutkannya, karena dana yang ada susah habis.
Pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan kenagarian Pilubang kecamatan Sungai Limau dengan kanagarian Cimpago kecamata Lima Koto Kampung Dalam, nantinya bisa mempersingkat jalur dua kecamatan itu sekitar delapan kilo meter.
“Jalan ini menghubungkan dua kecamatan, kecamatan Sungal Limau dan kecamatan Lima Koto Kampung Dalam. Kalau jembatan dan jalan selesai akan mempermudah bagi pelajar kesekolah, dan petani akan mudah membawa hasil taninya,” kata Serda Suharman, babinsa Pilubang.
Serda Suharman dan warga, kini hanya berharap kepada dermawan yang bersedia menyumbangkan hartanya untuk menyelesaikan jalan dan jembatan tersebut. Untuk berharap kepada pemerintah, rasanya warga sudah pupus harapan.(Rafki)