Begawan Ekonomi Indonesia Antisipasi Corona

Jakarta – Perekonomian Indonesia sedang mengalami hambatan yang begitu besar, apalagi dalam situasi Corona (Covid -19). Tak ada yang mengira memang, wabah yang bermula dari negeri antah barantah, akan sedemikian cepatnya menyebar di Republik Indonesia dan dunia saat ini. Sepertinya, sebarannya tak pandang bulu hingga merasuki sistem perekomomian bangsa Indonesia. Guncangan ekonomi namanya, terlihat begitu melesat jauh sehingga menggerus kepercayaan diri dari bangsa ini. Sehingga perekonomian Indonesiapun tersendat dengan banyaknya pengangguran tak terencana yang terjadi.

Neraca ekomomi Indonesia saat ini terjadi kemandulan, karena sebuah musibah pasti akan melahirkan paradoks berupa surutnya aktivitas ekonomi, apalagi bagi bangsa yang banyak bertumpu pada konsumsi domestik-belanja sehari-hari dan sector inpormal, tantangan ini tak bisa dibantah menuntut solusi dari pemerintah.

Meminjam istilah hadirnya bagawan pada harapan adanya sang penyelamat, kebijakan sang Menteri Kordinator Perekonomian Indonesia perlu di apresiasi. Di tengah loyonya kinerja perdagangan global, loyonya lapangan kerja, pasar keuangan, nilai tukar, hingga aktivitas bisnis yang sudah diyakini dampaknya.

Setidaknya kebijakan pemerintah yang baru—baru ini di luncurkan oleh Menteri Kordinator Perekonomian Airlangga Hartato yaitu program kartu pra kerja di saat ini dianggap waktu yang tepat, disaat meloyonya perekomian Indonesia karena terkena dampak Covid-19. Program ini diharapkan menjadi solusi dari Menteri Kordinator Ekonomi yang bisa juga dianggap sebagai bagawan ekonomi Indonesia saat ini, karena saat ini ditangan beliaulah bertumpu nasib dari ekonomi bangsa Indonesia apalagi terkait peningkatan sumber daya Indonesia yang siap bersaing secara ekonomi ditengah keterpurukan ekonomi Indonesia.

Skema kartu pra kerja yang akan ditujukan kepada setiap WNI yang berusia diatas 18 tahun dengan catatan tidak sedang menjalani pendidikan formal, lalu bagi masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan bagi pegawai yang ingin meningkatkan keterampilan. Para peserta akan bisa mendapatkan skill baru dari program ini, meningkatkan keterampilan di bidang yang ditekuni (upskilling), dan keterampilan baru (reskilling).

Melihat dari kondisi ekonomi global saat ini, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020, dari 5,0-5,4 persen menjadi 4,2-4,6 persen. Proyeksi dipengaruhi adanya kasus pendemi virus corona (covid -19) yang juga melanda Indonesia.

Indonesia harus mengambil peluang ekonomi dari dampak Covid-19 ini, untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada posisi stabil. Presiden Jokowi pernah menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi rempah-rempah yang bekhasiat sebagia obat, diantaranya racikan jamu ‘empon-empon” yang menjadi konsumsi minuman kesehatan rutin Presiden dan keluarga sehari-hari. Empon-empon sendiri digunakan sebagai istilah yang dipakai untuk berbagai bahan baku dan rempah yang biasa digunakan untuk membuat minuman tradisional Indonesia yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, dan kencur.
Berdasarkan study global yang diterbitkan kedalam Journal of Traditional and Complementary Medicine tahun 2018, bertajuk “herbal beverages: Bioactive compounds and their role in disease risk reducation – A review” atau “ Minuman herbal: senyawa bioaktif dan perannya dalam mengurasi penyakit. Ulasan yang dilakukan oleh Anoma Chanrasekara dan Freidoon Shahidib, minuman herbal adalah minuman yang terbuat dari bahan natural yang terdiri dari tanaman, daun, akar, batang, buah, dan bunga. Study ini mengatakan, minuman herbal dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang dapat meningkatkan anti oksidan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Banyak harapan dari kebijakan ekonomi program kartu pra kerja dari Bagawan ekonomi Indonesia saat ini, Program peningkatan skill sebagai implementasi program diharapkan melahirkan inovasi jamu-jamu khas dari rempah-rempah Indonesia asli, sehingga menjadi icon perdagangan obat-obatan dunia dari Indonesia.

Disaat mewabahnya Covid-19, Indonesia harus bergerak cepat saat ini, setidaknya untuk mulai mengenalkan obat-obat tradisional Indonesia kepada dunia. Pemerintah saat ini harus berinisiatif memulai untuk bersinergi dengan produsen obat-obat tradisional Indonesia, untuk bersama-sama memproduksi masal racikan obat-obatan tradisional tersebut. karena sejarah mebuktikan bahwa Indonesia pernah menjadi lumbung perdagangan rempah dunia terkait khasiat dan daya tariknya yang menyehatkan dan menyegarkan.

Penulis
Muhammad Rafik Perkasa Alamsyah
Ketua Umum Aliansi Masyarakat Untuk Nawacita