Anggota DPR RI Putih Sari Ajak Warga Purwakarta Kendalikan Kelahiran

Drg, Putih Sari, Anggota Komisi IX DPR RI

TOPIKINI, PURWAKARTA – Drg. Putih Sari, anggota Komisi IX DPR RI bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menggelar sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Kamis (21/10/2021) di desa Cadas Sari kecamatan Tegalwaru Purwakarta Jawa Barat.

Putih Sari hadir sebagai narasumber dan mengajak warga Purwakarta yang ikut dalam sosialisasi tersebut, agar bisa mengendalikan kelahiran anak. Menurutnya, saat ini jumlah penduduk Indonesia sudah berada pada urutan keempat dunia, dan sudah mengkhawatirkan.

“Menurut data di tahun 2020 selama pandemi ini jumlah kehamilan meningkat luar biasa, pandemic malah banyak yang hamil, karena dirumah terus karena PPKM, ya tapi harus bertanggung jawab, kalau sudah dikasih mau tidak mau harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Seperti tadi sudah disinggung jumlah penduduk di Indonesia sudah diurutan keempat terbesar di dunia, tapi pertambahan penduduk ini memang tidak diimbangi dengan pembangunan, jadi menjadi PR bagi kita bersama untuk menggalakkan pengendalian,” kata Putih Sari dihadapan peserta sosialisasi.

Dikatakan Putih Sari, pengendalian yang dimaksud bukan berarti tidak boleh memiliki anak, namun mengatur kuantitasnya dan bagi yang sudah terlanjur memiliki anak, harus juga menjaga kualitasnya.

“Kualitas keluarganya diperbaiki, seperti apa keluarga itu yang berfungsi dengan baik secara internal maupun keluarga ditengah masyarakat, agar nantinya juga menghasilkan atau meluluskan generasi-generasi penerus yang lebih baik dari kondisi bapak ibu sekarang,” lanjutnya.

Selain mengatur kelahiran, Putih Sari juga mengajak warga untuk juga mengatur usia perkawinan sesuai dengan undang-undang perkawinan yang berlaku di negara kita.

“Diatur juga usia pernikahan minimal, perempuan 21 tahun laki-laki 25 tahun, kalau lebih muda dikhawatirkan masa reproduksinya lebih panjang, kesempatan memiliki anak juga lebih besar, tapi juga disamping itu juga ada faktor kesehatan, faktor kesiapan secara mental, secara ekonomi juga, secara ilmu juga, ilmu berkeluarga di usia-usia tersebut sudah siap,” ungkapnya lagi.

Ir. Milarahmawati. MS, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN RI

Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Ir. Milarahmawati. MS yang juga menjadi narasumber menyampaikan materi tentang stunting.

“Ada yang tau stunting itu apa, stunting itu kekurangan gizi kronis, tanda-tandanya yang pertama saat dilahirkan berat badannya kurang dari 1,5 kg, panjangnya kurang dari 48 cm, wajahnya terlihat lebih muda dari usianya. Kami di BKKBN diberikan amanah oleh presiden Jokowi menurunkan stunting, nah untuk ini kami mohon dukungan dari bapak-bapak semua, ibu-ibu semua jangan ada anak, atau keluarga ataupun tetangga kita yang nantinya stunting,” kata Milarahmawati.

Kordinator bidang Latbang BKKBN provinsi Jawa Barat, Angelia Sri Melani Winyarti,SE.MM, menyampaikan tentang fungsi keluarga. Menurutnya ada delapan fungsi keluarga, yaitu:

  • Fungsi Agama: Memberikan panutan yang baik dalam ibadah dan perilaku kepada anak
  • Fungsi kasih: Memberikan cinta kasih sepenuhnya kepada anak
  • Fungsi Perlindungan: Menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam keluarga
  • Fungsi Ekonomi : Orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan keluarga
  • Fungsi Reproduksi : Bersepakat anak, jarak kelahiran, dan kesehatan reproduksi
  • Fungsi Sosial budaya: Contoh bertutur dan bertindak dengan baik bagi anak
  • Fungsi sosialisasi Pendidikan: bersosialisasi dengan santun dan berpendidikan
  • Fungsi pembinaan lingkungan : mengajarkan anak menjaga keharmonisan keluarga dan lingkungan.

“Sekecil apapun suami berpenghasilan, itulah yang dikelola oleh seorang istri, mensyukuri apa yang dihasilkan pasangan itulah bentuk keluarga yang harmonis,” tutur Angelia Sri Melani Winyarti.

Angelia Sri Melani Winyarti,SE.MMKordinator bidang Latbang BKKBN provinsi Jawa Barat

Dalam kegiatan ini, peserta mendapat bingkisan yang disediakan panitia. Selain itu, acara ini juga sudah menerapkan protocol kesehatan dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.(art)