Aliyah Mustika Ilham Ajak Generasi Muda Makassar tak Nikah Dini

Aliyah (kiri), M. Ichsan (kanan)

TOPIKINI, MAKASSAR – Komisi IX DPR RI yang bermitra dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis (5/8/2021) menggelar sosialisasi pendataan keluarga sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021 di kecamatan Makassar kota Makassar provinsi Sulawesi Selatan. Aliyah Mustika Ilham, anggota Komisi IX DPR RI, hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi tersebut.

Dalam pemaparannya, anggota fraksi Partai Demokrat ini mengajak generasi muda, atau orang tua yang memiliki anak usia remaja, agar tak cepat-cepat menikahkan anaknya.

“Nikahkan anaknya umur 21 tahun untuk perempuan, dan laki-laki minimal 25 tahun. Ingat 4T, Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu Sering dan Terlalu rapat,” kata Aliyah dihadapan para peserta sosialisasi.

Maksud dari 4T yang dikatakan Aliyah yaitu jangan menikah di usia Terlalu muda, jangan melahirkan anak di usia Terlalu tua, jangan melahirkan anak Terlalu sering dan juga jangan melahirkan Terlalu rapat.

Soal pendataan keluarga, Aliyah memberikan apresiasi kepada provinsi Sulawesi Selatan yang masuk dalam tiga besar daerah paling cepat menyelasikan pendataan yang digelar 1 April hingga 21 Juni 2021 kemaren.

“Pendataan keluarga 2021 alhamdulillah Sulawesi Selatan masuk dalam tiga besar di Indonesia dan juga tidak diragukan lagi datanya, yang nantinya itu adalah modal kami di pusat untuk mengetahui jumlah penduduk yang produktif di Sulawesi selatan dan juga mengetahui jumlah anak-anak yang masuk kategori stunting dan juga jumlah penduduk yang masuk usia pernikahan,” lanjut Aliyah.

Sementara itu, Muhammad Ichsan, narasumber dari Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan lebih dalam menjelaskan apa fungsi dan tujuan dari pendataan keluarga yang telah selesai dilakukan secara nasional.

“Bapak ibu, pendataan keluarga itu untuk memotret keluarga bapak ibu yang ada di rumah, untuk mengetahui potensi apa yang ada dan terjadi dalam satu keluarga, entah itu dari segi pendidikannya, kesehatannya, itu perlu, data ini diperlukan pemerintah untuk melakukan sesuatu yang terorganisir,” jelas M. Ichsan panjang lebar.

Selanjutnya Ichsan juga menerangkan bahwa urusan Keluarga Berencana (KB) tidak hanya soal alat kontrasepsi, tetapi juga bagaimana menciptakan keluarga yang berkualitas.

“Kalau dulu KB itu dikenal dengan slogan dua anak cukup, kalau sekarang slogannya sudah diganti dua anak lebih baik,” tambahnya.

Kegiatan ini dilakukan dalam dua sesi, dengan peserta 68 orang pada setiap sesinya. Hal ini untuk menghindari kerumunan banyak orang. Selain itu, setiap peserta juga wajib menggunakan masker serta mencuci tangan sebelum dan sesudah acara.

Para peserta juga pulang membawa bingkisan yang sudah disiapkan panitia acara.(rizki)