TOPIKINI – Seorang kakek di kota Pariaman, tinggal di gubuk reot yang berlantaikan tanah. Dinding rumahnya yang kecil terbuat dari segala bentuk barang bekas, itupun sudah bolong-bolong dan atapnya juga sudah bocor. Meski hidup serba kekurangan dan memprihatinkan, si kakek bertahan hidup dengan tidak meminta-minta dan belas kasihan orang lain.
Gubuk kakek yang bernama Buyuang Ali ini berada pada bedeng-bedeng tanah warga, dekat selokan pembuangan limbah rumah tangga di kelurahan Kampuang Jawa Duo, Pariaman Tengah.
Dengan belantaikan tanah, dan dinding yang terbuat dari segala barang bekas seperti spanduk bekas, seng bekas dan papan bekas. Kondisinya sudah banyak bolong, sedangkan atapnya sudah banyak yang bocor.
Di dalam rumah yang reot ini kakek Buyung bertahan hidup, tanpa penerangan listrik, dengan kondisi rumah yang jauh dari kata layak. Kalau angin datang dia kedinginan, begitu juga kalau hujan datang dia akan kehujanan.
Meski hidup di keramaian warga yang terbilang berekonomi mampu dan tak jauh dari pusat pemerintahan kota pariaman, namun nasib kakek Buyung tak kunjung berubah, sejak ia mulai menempatai tempat ini lebih kurang 15 tahun lalu.
Ia hidup seorang diri, tiga orang anaknya sudah merantau dengan kondisi yang sama dengannya. Sedangkan sang istri, pergi mengikuti salah seorang anaknya.
Ada satu hal yang membanggakan pada dirinya, ia memegang prinsip, meminta belas kasihan orang lain, adalah suatu hal yang tabu baginya. Dia rela bekerja apa saja untuk mendapatkan sesuap nasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari. Kadang ia berjualan di pasar, atau membantu pedagang dengan tenaga yang dimilikinya.
“Saya sudah lama disini, sejak orang tua sudah tidak ada, lebih kurang sudah 15 tahun lah. Anak-anak pergi merantau, istri juga ikut,” ucap Buyung Ali kepada Topikini, Kamis (21/11/2019).
Meski Buyung Ali tak mau merepotkan dan bergantung dengan orang lain, namun tak berarti dia menolak uluran tangan para dermawan. Bagi yang memiliki harta lebih, tak salah menyisihkan sedikit, demi tempat tinggal yang layak buat kakek Buyung, meringankan penderitaannya.(Eki Rafki)