Pemda Solok Selatan Siap Gelar Festival Saribu Rumah Gadang

Foto: minangtourism.com

TOPIKINI.COM – Kawasan SARIBU RUMAH GADANG (SRG) sebagai sebuah tujuan destinasi, sudah menjadi ikon utama Pariwisata Solok Selatan. Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Daerah bersama Masyarakat untuk itu mewujudkan kemajuan pariwisata di daerah tersebut. Bukan hanya di SRG, tetapi juga obyek obyek wisata lain yang terus bermunculan

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Kepala BKPM bersama Menteri Pariwisata saat pembukaan Regional Investment Forum (RIF) minggu lalu di Padang bahwa kata Presiden melihat Sumatera Barat hanya satu, yakni pariwisata

Untuk tujuan pariwisata itulah, Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria, mengagendakan Festival SRG persis sebelum hari Tour de Singkarak (TdS) masuk ke Solok Selatan (Rabu, 22/3/17), sehingga momentumnya akan saling mendukung satu sama lainnya.

“Masyarakat kembali melakukan tradisi adatnya, kesenian masyarakat yang disebut pamenan anak mudo seperti Randai, Silat, Barabab, dll. Yang terkenal sangat kuat dulunya. Selalu bekerjasama dan bergotong royong dalam mewujudkan sebuah peristiwa adat, “terang Bupati Solok Selatan, H.Muzni Zakaria

Festival tahun ini baru merupakan tahap pertama dari rangkaian festival serial untuk tahun-tahun berikutnya dan kali ini diarahkan langsung oleh Hartati, seorang Seniman/koreografer
“Kita beruntung memiliki seniman/koreografer asal Solok Selatan, Hartati, yang ikut terjun langsung pulang kampung bolak balik untuk membangun dan mengembangkan konsep festival ini,” puji Muzni

Hartati, Seniman/Koreografer yang akan mendampingi Festifal SRG tersebut menjelaskan bahwa Tradisi adat masyarakatnya yang terkenal sangat kuat dulunya, yang paling mendasar adalah selalu bekerja sama dan bergotong royong dalam mewujudkan sebuah peristiwa adat. Semua peristiwa adat/tradisi terjadi atas partisipasi masyarakat. Bukan instruksi dari atas.
“Prinsip “duduak samo randah, tagak samo tinggi, dan pemimpin ditinggikan sarantiang”, itu menjadi acuan untuk festival ini,” terangnya

Festival ini tidak melakukan hal yg luar biasa atau di luar kebiasaan masa lalu. Justru festival ini mencoba mengingatkan kembali apa yg sebetulnya yang dilakukan di masa lalu. Untuk itulah kita pilih temanya “MANJAPUIK NAN TATINGGA, MANGUMPUA KAN NAN TASERAK, MANGAMBANG PUSAKO LAMO” (menjemput yg ketinggalan/tercecer, mengumpulkan yang tersebar tak terkoordinir, menampilkan pusaka lama).

Untuk memunculkan atmosphere tertentu selama Festival, Hartati menjelaskan bahwa masyarakat dan wisatawan yang berada dan keluar masuk di Kawasan SRG di himbau/diharuskan memakai Baju Kuruang untuk wanita, Taluak Balango untuk pria, Deta dan asesoris keseharian lainnya. Bukan baju adat, baju baralek atau baju datuk dan sejenisnya. Masyarakat bukan sebagai penonton. Tapi ikut langsung sebagai pelakunya dan melakonkan kehidupan keseharian di Kawasan SRG ini.
“Bahkan Wisatawan yang datang, hadir atau menginap di SRG, kita himbau serius untuk berpakaian yang sama seperti masyarakat disana,” himbaunya

Pihak sekolah juga diminta partisipasinya utk mengirim siswanya ke kawasan SRG di hari ke 2 Festival, utk memberi kesempatan dan kesadaran bahwa nagari mereka akan menjadi kawasan wisata dan dekat dengan budayanya. Dan tentu saja nanti mereka akan menjadi bagian yg akan ikut mempromosikan nagarinya lewat media sosial.

Disisi lain, di Kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau) Muara Labuh yang berdekatan dengan SRG, akan menjadi Panggung Anak Nagari yang di isi dengan kreasi-kreasi dari berbagai pelosok nagari/desa dari seluruh Solok Selatan. Disitu tempat mereka mempunyai kemerdekaan untuk berkarya dan menampilkan kreatifitasnya. Tentu saja sambil mengingatkan masyarakat juga tentang kuliner asli SolSel.
“RTH akan ada setting khusus yang bertujuan utk meningkatkan penampilan artistiknya nanti sebagai sebuah Festival sehingga diharapkan akan menjadi lebih menarik jadi tontonan Masyarkat dan Wisatawan,” terang Hartati tentang penampilan di RTH nantinya

Melihat meriahnya rencana festival yang akan diadakan, Nofrins Napilus, salah seorang penggiat pariwisata menyarankan agar jauh-jauh hari para wisatawan membooking homestay (penginapan) di SRG terlebih dahulu. “Mulailah booking Homestay SRG  dari sekarang melalui travel agents atau tour guide anda, supaya anda juga bisa ikut larut dengan pesta rakyat di NEGERI EMPAT RAJA ini nantinya,” himbau Nofrins

“Inilah yang kita tunggu-tunggu dari kawasan SRG, sebagai sebuah tujuan wisata yang sebenarnya agar menjadi daya tarik Nasional maupun Internasional nantinya,” puji Nofrins

Sebagaimana kita ketahui, Selain kawasan SRG, di Solok Selatan juga menunggu sederetan destinasi lainnya, seperti Air Terjun Dua Tingkat Tansi Ampek, Air Terjun Kembar Tiga, Goa Raksasa Batu Kapal, Hot Water Boom, Puncak Bangunrejo, Puncak Pekonina (Negeri di Atas Awan), Kacang Makadamia (Kacang Termahal di Dunia), Kebun Teh Hijau Liki, Pendakian Puncak Kerinci, Lembah Kura-Kura, dll.

Beberapa agenda nampak sudah direncanakan untuk Festival SRG yang berlangsung selama 3 hari ini, Minggu-Selasa, 19-21/ Nov 2017 ini. Diantaranya ; Arak-arakan prosesi Adat, Penyambutan Bupati dan Wisatawan dengan Musik Gandang Sarunai, Silek Luncua dan Pasambahan. Kemudian Makan Bajamba, penampilan Randai, Saluang, Rabab, Pameran kuliner asli  Solok  Selatan dengan setting masa lampau, Panggung Anak Nagari (Talempong goyang, tari-tarian, dll, Kunjungan para pelajar, Carnaval Tari, Band Tradisi ( Menggabungkan Instrumen Tradisi ), Saluang Panjang, Dikie Rabana, dll

Kemudian Empat titik Pencak Silat juga akan ditampilkan yakni ; Silat Luncua, Silat Harimau, Silat Langkah 4 dan Silat Pangiyan Rajo Bungsu. Serta penampilan Silek Pedang dan Pasambahan.(rilis)