BKKBN Gelar Advokasi dan Sosialisasi kepada Ulama dan Santri di Padang

Kepala BKKBN serahkan sepeda kepada salah seorang santri

TOPIKINI.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar advokasi dan sosialisasi kepada ulama dan santri di Pondok Pesantren Ar-Risalah Koto Tangah Padang, Senin (23/10/2017) lalu.

Acara yang diikuti sekitar 500 orang lebih itu, dihadiri oleh Kepala BKKBN Pusat, Surya Chandra Surapaty. Dalam sambutannya, Surya Chandra mengatakan sosialisasi program keluarga berencana belum sampai ke pesantren. Sehingga banyak santri yang belum mengetahui betul manfaat dari program dimaksud.

Ia juga berharap, ulama dan santri bisa memahami program-program BKKBN sehingga angka kelahiran bayi bisa di tekan terutama di Sumatera Barat.

“Sampai dengan saat ini, apabila dirata rata, setiap 1,5 jam ibu hamil melahirkan. Maka dari itu angka ini harus kita tekan, agar tidak terjadi ledakan penduduk di Indonesia,”ujarnya.

Surya juga menjelaskan pada santri, usia paling ideal melahirkan secara biologis, sosial, dan ekonomis paling rendah 21 tahun. Jarak kehamilan ideal antara anak pertama dan anak kedua juga minimal 3 hingga 5 tahun.

Sementara itu umur 35 tahun adalah batas maksimal untuk wanita diperbolehkan melahirkan, karena pada usia tersebut rahim sudah melemah. Apabila tetap diteruskan, akan mngancam nyawa ibu hamil.

Selain itu Surya Chandra juga menerangkan bahwa BKKBN tidak hanya melulu mengurusi tentang kontrasepsi dan cara ber KB. Namun BKKBN juga memiliki tanggung jawab terhadap generasi mudi dalam merencanakan masa depannya.

“Dengan Sumber Daya Manusia yang baik maka berdampak pada tingkat kesejahteraan yang meningkat. Dari kenyataan yang ada bahwa 80% kemajuan suatu bangsa itu ditentukan oleh sumber daya manusia dan hanya 20% yang ditentukan oleh sumber daya alam. Oleh karena itu, sangat penting bagi BKKBN untuk memberikan advokasi kepada santri-santri yang menjadi masa depan bangsa ini,” tutupnya.

Selain kepala BKKBN, juga hadir dalam kegiatan tersebut gubernur Sumbar Irwan Prayitno, penulis buku KH Cholil Nafis, dan ketua MUI Padang Prof Duski Samad, M.Ag.(art)